Sabtu, 24 September 2011

Resume Perancangan Sistem Informasi Trategik

Nama  : Nada Evi Tamara
NIM    : 09.41011.0026

Mungkin judul tulisan ini terlalu berlebihan untuk menggambarkan peran SI/TI yang katanya semakin strategis :) . Tetapi ada juga yang menyatakan bahwa SI/TI biasa saja (Carr 2003), tidak lebih seperti sabun. Sabun yang murah dengan yang mahal tidak ada bedanya. Bau wangi yang disebarkan sabun, bagi kebanyakan orang tidak menunjukkan mahal-tidaknya sabun :) . Peran strategis SI/TI setidaknya digunakan untuk memberi dukungan kepada organisasi untuk menjalankan bisnisnya. Peranan SI/TI dalam perubahan yang menyangkut tiga aspek, yatu : dalam gaya hidup, dalam perekonomian, dan dalam organisasi bisnis. Dalam tahap yang lebih tinggi SI/TI diharapkan dapat memberikan solusi bisnis yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mencapai keunggukan kompetitif (Tarigan et al. 2010).
Beberapa contoh bagaimana SI/TI dapat memberikan kontirbusi bagi perusahaan, Air Asia dengan tiket online-nya, Amazon dengan toko buku online, BCA dengan internet dan mobile banking, atau Wal-Mart dan P&G bekerja sama dengan menggunakan SI/TI untuk saling mendukung bisnisnya. Mereka, khususnya Wal-Mart, menggunakan SI/TI untuk melakukan pengisian barang dagangan secara otomatis (O’Brien 2005). Pemesanan dilakukan secara otomatis oleh sistem saat re-order point sehingga persediaan barang dagangan Wal-Mart tetap terjaga tidak sampai kehabisan stok seperti dibeberapa supermarket di Surabaya :D .


Perusahaan yang menggunakan SI/TI untuk mendukung organisasi mereka
Tetapi ada juga yang “dinilai” gagal seperti implementasi SI/TI untuk KPU tahun 2004. Bahkan pengembangan SI/TI seharga 200 miliar tersebut dinilai Panwaslu tidak beres, bahkan oleh masyarakat dianggap gagal 90% (Tarigan et al. 2010).
Pada sisi yang lain, khususnya kalau kita melihat diri kita sendiri secara nasional, rasanya perlu kita bercermin untuk mengetahui dimana posisi kita terkait pemanfaatan SI/TI. Di dalam indeks kompetitif global, terdapat 12 pilar yang digunakan untuk menentukan sebuah negara memiliki nilai kompetitif atau tidak. Salah satu pilar yang terkait dengan SI/TI adalah pilar kesembilan, Technological Readiness (Forum 2009).

Pilar-pilar keunggulan kompetitif global (sumber: Forum, 2009)
Technological readiness melihat nilai kompetitif sebuah negara dari penggunaan ICT-nya. Jika dilihat dari pilar kesembilan, Indonesia berada di peringkat 88 dengan nilai 3,20 pada tahun 2009. Pilar kesembilan ini merupakan kunci efisiensi.  Dengan Malaysia kita terpaut lumayan jauh, Malaysia nangkring di peringkat 37 dengan nilai 4,51.
Disekitar kita, jika jujur kita melihat, masih banyak penerapan SI/TI yang belum memberikan kontribusi berarti bagi organisasi mungkin hanya sekedar ada saja. Jika kita belajar sedikit lebih serius tentang SI/TI mungkin banyak hal yang bisa kita lakukan dengan SI/TI.
 
Komentar :
SI/TI dalam kehidupan sekarang ini memang sangat pesat perkembangannya. Perkembangan SI/TI tersebut ada untung dan ruginya bagi kita sebagai pengguna. Banyak keuntungan yang kita peroleh dari adanya SI/TI, diantara kita dapat mendapatkan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses. Bahkan banyak perusahaan yang menggunakan SI/TI dalam pengembangan bisnisnya. Dari sisi lain SI/TI juga berdampak negatif bagi kita sebagai penggunanya. Dengan pesatnya teknologi informasi baik itu melalui internet maupun media lainnya membuat peluang masuknya hal-hal yang negatif. Apalagi seperti kasus dalam artikel diatas salah satunya adalah mobile banking. Dimana mobile banking itu adalah layanan transaksi perbankan menggunakan ponsel. Seolah-olah ponsel dapat menjadi sebuah mesin ATM yang bisa digunakan untuk mentransfer uang, cek saldo dan mutasi. Kerugian yang sering terjadi adalah pembobolan rekening suatu lembaga atau perorangan yang merugikan financial yang besar.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar